Pada post sebelumnya kita telah membahas apa indikator “baik” dalam ruang lingkup yang lebih sederhana. Baik adalah “Janji yang Terpenuhi”.
Tuhan Allah selalu memenuhi janji-Nya.
Kali ini ada pertanyaan yang menarik.
Jika Tuhan itu satu, dan Tuhan yang benar dan sejati (True God) adalah Tuhan Allah Israel, lalu mengapa Tuhan memperkenalkan dirinya kepada bangsa Israel dan bukan bangsa lain? Atau, kenapa Tuhan tidak memperkenalkan dirinya langsung kepada seluruh bangsa di dunia?

Iblis
Pertama kita harus mengerti bahwa dalam Theology, kita tidak hanya mempelajari eksistensi Tuhan tetapi juga eksistensi Iblis. Terlepas bagaimana prototype dan manifestasi cerita sejarah dari iblis itu sendiri, yang terpenting adalah kita tahu bahwa iblis adalah sesuatu yang berseberangan dengan Allah. Dalam doa Bapa Kami kita menyebutnya sesuatu “yang jahat” (Evil).
kembali ke pertanyaan : Kenapa Tuhan tidak memperkenalkan dirinya langsung kepada seluruh bangsa di dunia?
Jawabannya sederhana : karena ada kehadiran iblis atau yang jahat.

Kita mungkin tidak tahu apakah ada sebuah literatur yang kuat untuk menunjukan bahwa Tuhan juga memperkenalkan dirinya kepada bangsa lain selain Israel. Namun kita mengetahui bahwa dalam sejarah gereja banyak agama atau aliran lain yang dianggap sesat karena tidak sesuai dengan nilai kekristenan. Aliran tersebut juga dianggap sebagai pengaruh dari yang jahat karena bentuk ritual nya yang sangat mengerikan.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, ada waktu dimana kita sangat merindukan Tuhan dan tekun dalam doa, namun ada saat kita juga jatuh kedalam dosa. Begitu pula dengan bangsa Israel mereka senang dan sangat mencintai Tuhan Allah, namun mereka juga pernah jatuh kedalam dosa. Ya, Iblis selalu mengganggu dan menghasut kita (semua orang atau bangsa), walaupun kita sudah mengenal kembali Tuhan Allah kita.
Sebenarnya bukan lah sebuah masalah jika Tuhan memilih bangsa Israel atau bangsa lainnya. Anggap saja itu sebagai kehendak bebas-Nya semata. Intinya adalah Tuhan adalah pencipta segalanya termasuk manusia, lalu kita jatuh kedalam dosa (original sins) dan Dia ingin kita (semua manusia dan bangsa) kembali kepadanya. Dan untuk kembali kepadanya bukanlah perkara yang mudah.
Kapasitas dan Kapabilitas Manusia
Bukan Tuhan tidak mampu atau ingin memperkenalkan diri-Nya secara langsung kepada semua bangsa, tapi permasalahannya adalah karena kapasitas kita sebagai manusia yang sangat terbatas.

Bayangkan jika saat ini dihadapan anda terdapat dua sosok yang mirip dan sama persis, lalu mengakui dirinya sebagai Tuhan yang asli (True God), apakah anda tidak kebingungan ? Ya, sebelum kita memperhitungkan nya Tuhan sudah tahu dan mengerti kapasitas kita sebagai manusia.
Maka dari itu setelah kejatuhan manusia (original sins) Tuhan ingin manusia kembali kepada-Nya. Namun untuk kembali kepada-Nya bukan lah hal yang mudah. ini bukan hanya soal perkara Tuhan memberikan undangan dan bantuan transportasi kepada manusia untuk kembali ke Eden. Ini jauh lebih sulit dari yang dibayangkan, kita kembali dibawah bayang-bayang iblis atau yang jahat. membuat segala sesuatu nya menjadi bias.
Untuk membawa kembali manusia kepadanya, Tuhan harus memperkenalkan dirinya kembali kepada semua manusia dan bangsa. Dibawah bayang-bayang gangguan yang jahat terhadap manusia, Tuhan Allah memperkenalkan dirinya kepada semua bangsa lewat bangsa Israel. Tentu itu adalah suatu kehormatan bagi mereka. Dibawah perlindungan Tuhan mereka mengalahkan semua Allah yang palsu dan jahat, dan menjadi bangsa yang besar.
Namun menunjukan diri-Nya sebagai yang ter-kuat tidaklah cukup bagi manusia untuk mengerti. Tuhan Allah juga harus menunjukan bahwa dia adalah Allah yang sejati, Allah yang tidak hanya kuat tetapi juga Allah yang “baik”. Karena, Iblis pun menunjukan dirinya baik kepada manusia (dalam perspective manusia) dengan beberapa gula-gula, seperti kemewahan kekayaan dan sebagainya. Tuhan Allah yang mengerti akan kapasitas manusia untuk mengenalnya juga menunjukan bahwa dia adalah Allah yang sejati, Allah yang baik. Namun cara dia menawarkan itu semua (perlindungan, kejayaan, keturunan, dsb) dengan cara yang berbeda. Lewat janji dan ikatan kesetiaan manusia dengan Allah (10 perintah Allah) yang membutuhkan waktu dan proses, tidak instan dan merugikan seperti yang ditawarkan iblis.
Mengapa merugikan ? Jawabannya kembali ke sifat Allah yang pertama: “Kuat”.
Walaupun Iblis dapat menjanjikan kebaikan seperti harta, kekayaan, bahkan keabadian (seperti yang dialami Adam dan Hawa) itu semua tidak semuanya benar. Jika anda dijanjikan oleh Iblis suatu hidup abadi, sementara anda tahu bahwa Tuhan Allah Israel adalah Tuhan sejati yang berarti terkuat. Ini sama halnya anda membangun perjanjian lelucon. Kita tahu bahwa di hari penghakiman mereka pun akan binasa. Bagaimana mungkin dia menjanjikan sesuatu yang abadi kepada orang lain, sementara dirinya sendiri pun akan binasa ? Itulah mengapa semua kebaikan yang berasal dari Iblis kita sebut dengan kebaikan semu (sementara) atau bahkan kebaikan palsu.
“Kuat” dan “Janji” saling membentuk nilainya satu sama lain. Sama seperti kita manusia : Mungkinkah kita menjanjikan sesuatu yang kepada orang lain yang melebihi kapasitas kita ? Seperti anda menjanjikan permata yang mahal, sementara pendapatan anda saja hanya cukup untuk makan hari ini.
Ya, Janji anda tidak bernilai apa-apa tanpa diimbangi oleh kekuatan.

Karena untuk dapat membedakan mana Allah yang sejati dan bukan, kita juga harus mengerti bahwa Allah kita adalah Allah yang baik, bukan hanya sekedar kuat saja. Hal yang sama juga terjadi kepada Raja Salomon ketika menghadapi persidangan dua ibu yang saling mengklaim dirinya masing-masing sebagai ibu sejati dari seorang bayi yang baru lahir. Ibu yang sejati adalah ibu yang baik, yang tidak akan menginginkan anaknya untuk dihukum mati.
Membutuhkan Waktu
Inti dari semua ini adalah “Proses”
Bukan lagi masalah apakah Israel atau yang lain yang dipilih? Melainkan Tuhan mengerti akan kapasitas makhluk ciptaannya. Pun, Tuhan memperkenalkan dirinya kepada semua bangsa itu bukanlah proses yang mudah dan instan. Bahkan untuk memperkenalkan diri-Nya kepada satu bangsa (bangsa Israel) saja sudah sangat sulit, karena mereka pun berkali-kali jatuh kedalam dosa. Kita semua pun demikian.
Ini bukan berarti harta dan kekayaan adalah kebahagiaan semu (kebanyakan dari kita beranggapan demikian). Terkadang anda melihat dua hal yang sama tapi kita belum tentu tahu mana yang merupakan hasil dari janji Allah dan mana yang merupakan hasil janji dari Iblis. Harta, kekayaan dan berbagai kebaikan pun dijanjikan sama oleh Allah namun itu membutuhkan semacam ketekunan, kesetiaan dan proses. Itu mengapa kadang kita sering terjerumus dalam pertikaian yang dihasilkan dari kurang nya pemahaman kita.

Dan rancangannya Dia terhadap kita sudah demikian adanya, untuk memberikan waktu bagi kita semua (umat manusia) untuk dapat mengenal diri-Nya.
Ya, untuk mengenal Identitas-Nya.